Melukis Pada Kain Dan Busana
Melukis pada kain disebut juga dengan istilah textile
painting. Textile painting adalah salah satu teknik membuat motif
atau menghias kain. Bedanya dengan melukis pada kanvas, melukis pada kain
menggunakan cat khusus yang tahan dicuci dan disetrika. Jadi, melukis di atas
kain ini bukan menggunakan cat minyak! Teknik ini lebih mudah daripada menyablon,
sebab tidak memerlukan alat khusus seperti pada proses penyablonan. Teknik ini
juga tidak serumit teknik air brush, namun hasilnya juga tidak sespektakuler air
brush.
Teknik ini kuperoleh pertama kali kala aku masih
kuliah di jurusan teknik busana Universitas Negeri Yogyakarta. Saat itu, metode
ini masih baru di Yogyakarta (sekitar tahun 2003). Jadi, kami para mahasiswa
hanya mengikuti satu kali sesi workshop tentang textile painting ini yang
diberikan oleh Pak Gufron Afifi. Beliau salah seorang praktisi textile painting
profesional.
Buat teman-teman yang tertarik membuat motif
kain, baik untuk motif pakaian, motif kain slayer, tas kain, kain (lenan) rumah
tangga atau kain apapun dech, bisa mencoba formula yang Jaku dapatkan dari Pak
Afifi ini
Bahan Yang Diperlukan:
1. Opaque. Sejenis pasta berwarna putih sebagai bahan utama. Opaque biasa digunakan sebagai bahan dasar untuk menyablon. Bisa diperoleh di toko-toko yang menjual bahan-bahan sablon. Biasa dijual secara kiloan.
2. Binder. Cairan putih sebagai bahan campuran pasta. Berfungsi untuk mencairkan opaque yang terlalu padat agar bisa cair. Bisa diperoleh di toko-toko yang menjual bahan-bahan sablon. Sebaiknya membeli bahan ini agak banyak, karena binder jauh lebih banyak digunakan daripada opaque.
1. Opaque. Sejenis pasta berwarna putih sebagai bahan utama. Opaque biasa digunakan sebagai bahan dasar untuk menyablon. Bisa diperoleh di toko-toko yang menjual bahan-bahan sablon. Biasa dijual secara kiloan.
2. Binder. Cairan putih sebagai bahan campuran pasta. Berfungsi untuk mencairkan opaque yang terlalu padat agar bisa cair. Bisa diperoleh di toko-toko yang menjual bahan-bahan sablon. Sebaiknya membeli bahan ini agak banyak, karena binder jauh lebih banyak digunakan daripada opaque.
Campur kedua bahan ini agar bisa dioleskan pada
kain. Rumus pencampurannya Opaque : Binder = 4 : 1
Tapi, menurut pengalamanku, rumus pencampuran
opaque-binder ini sangat tergantung dari jenis kain yang ingin kita lukis.
Selama ini aku hanya bermain menggunakan kain blacu dan drill. Ternyata, untuk
kain blacu rumusnya bukan 4 :1, –cat tidak bisa menempel di kain–, tapi bisa
sampai 8 : 1. Dugaanku, formula ini tak bisa menempel pada kain karena serat
kain blacu terlalu rapat dan tebal. Jadi cairan formulanya tak bisa diserap
kain. Entahlah bila formula ini dikenakan pada kain jenis lain, sifon misalnya.
Jadi, agar formula bisa meresap dan menempel dengan baik pada kain, kita harus
berkali-kali mengetes cat pada kain yang ingin kita lukis.
3. Cat Sandy. Pewarna serba guna yang . Tidak
perlu membeli banyak, karena cat warna yangJmurah meriah diperlukan hanya beberapa tetes dalam setiap
formula textile painting ini. Cat sandy bisa dibeli di toko peralatan dan bahan
sablon, toko alat-alat tulis yang menjual cat poster dan semacamnya. Cat sandy
bisa dibeli dengan takaran liter maupun botol. Kita cukup membeli 3 botol Sandy
untuk mencipatakan warna apapun. Belilah cat berwarna biru, merah dan kuning.
Tiga warna dasar (primer) ini merupakan induk semua warna yang ada di dunia
warna, kecuali putih. Nah, berikut ini cara mencampur warna agar sesuai dengan
keinginan kita.
* Warna merah, kuning dan biru tidak perlu
dicampur. Bila menginginkan warna yang lebih muda, tambahkan campuran
opaque-binder sesuai keinginan.
* Warna Oranye: Campur warna merah dan kuning. Seberapa pekat warna oranye yang diperoleh tergantung seberapa banyak presentase warna merah atau kuning.
* Warna Hijau: Campur warna kuning dan biru. Seberapa tua warna hijau bisa diperoleh dengan mengatur banyaknya presentase warna merah dan kuning. Campuran warna kuning yang lebih banyak akan menghasilkan warna hijau cerah seperti tunas padi muda. Campuran warna biru yang lebih banyak akan menghasilkan warna hijau toska.
* Warna Ungu: Campur warna biru dan merah. Ungu kemerahan (violet) diperoleh dari campuran presentase warna merah yang lebih banyak. Ungu kebiruan (nila/purple) diperoleh dari campuran presentase warna biru yang lebih banyak.
* Warna Cokelat: Campur warna merah kuning dan biru. Untuk menghasilkan warna cokelat yang umumnya kita kenal, campurkan warna kuning lebih banyak daripada warna merah dan biru. Cokelat kemerahan diperoleh dari campuran presentase warna merah yang lebih banyak, sedangkan presentase warna biru yang lebih banyak menghasilkan warna cokelat kelabu.
* Warna Cokelat semu Merah: Campur warna merah dengan hijau.
* Warna Cokelat semu Kuning: Campur warna kuning dengan ungu.
* Warna Oranye: Campur warna merah dan kuning. Seberapa pekat warna oranye yang diperoleh tergantung seberapa banyak presentase warna merah atau kuning.
* Warna Hijau: Campur warna kuning dan biru. Seberapa tua warna hijau bisa diperoleh dengan mengatur banyaknya presentase warna merah dan kuning. Campuran warna kuning yang lebih banyak akan menghasilkan warna hijau cerah seperti tunas padi muda. Campuran warna biru yang lebih banyak akan menghasilkan warna hijau toska.
* Warna Ungu: Campur warna biru dan merah. Ungu kemerahan (violet) diperoleh dari campuran presentase warna merah yang lebih banyak. Ungu kebiruan (nila/purple) diperoleh dari campuran presentase warna biru yang lebih banyak.
* Warna Cokelat: Campur warna merah kuning dan biru. Untuk menghasilkan warna cokelat yang umumnya kita kenal, campurkan warna kuning lebih banyak daripada warna merah dan biru. Cokelat kemerahan diperoleh dari campuran presentase warna merah yang lebih banyak, sedangkan presentase warna biru yang lebih banyak menghasilkan warna cokelat kelabu.
* Warna Cokelat semu Merah: Campur warna merah dengan hijau.
* Warna Cokelat semu Kuning: Campur warna kuning dengan ungu.
Apabila teman-teman hobi bermain dan
bereksperimen dengan warna, maka Anda dapat menemukan warna-warna unik yang
jarang kita lihat sebelumnya.
Alat Yang Diperlukan:
1. Kuas. Ada macam-macam kuas. Secara pribadi, saya suka menggunakan kuas merk eterna (yang biasa dipakai buat melukis dengan cat minyak) untuk membuat motif yang kaku seperti bentuk lurus, kotak, atau mengisi warna pada bidang pola motif. Untuk motif yang memerlukan keluwesan tangan seperti bentuk lengkung dan lingkaran, saya suka menggunakan kuas merk pagoda (yang biasa dipakai buat melukis dengan cat air).
2. Pemidang. Bentuknya berupa dua buah lingkaran kayu atau plastik yang dapat disetel kerapatammua agar bisa menegangkan kain. Biasa digunakan sebagai alat bantu menyulam. Fungsinya untuk memudahkan kita saat melukis. Namun, tanpa pemidang pun kita masih bisa melukis dengan mudah.
1. Kuas. Ada macam-macam kuas. Secara pribadi, saya suka menggunakan kuas merk eterna (yang biasa dipakai buat melukis dengan cat minyak) untuk membuat motif yang kaku seperti bentuk lurus, kotak, atau mengisi warna pada bidang pola motif. Untuk motif yang memerlukan keluwesan tangan seperti bentuk lengkung dan lingkaran, saya suka menggunakan kuas merk pagoda (yang biasa dipakai buat melukis dengan cat air).
2. Pemidang. Bentuknya berupa dua buah lingkaran kayu atau plastik yang dapat disetel kerapatammua agar bisa menegangkan kain. Biasa digunakan sebagai alat bantu menyulam. Fungsinya untuk memudahkan kita saat melukis. Namun, tanpa pemidang pun kita masih bisa melukis dengan mudah.
Tips dan Trik:
1. Agar hasil textile painting lebih menarik, tambahkan glitter. Serbuk-serbuk mengilap ini bisa kita beli secara botolan pada toko-toko yang menjual aneka cat kertas. Caranya menempelkan glitter pada lukisan:
* Glitter besar kita taburkan pada lukisan yang catnya masih basah.
* Glitter kecil kita campurkan pada formula cat, barulah formula kita oleskan pada kain.
1. Agar hasil textile painting lebih menarik, tambahkan glitter. Serbuk-serbuk mengilap ini bisa kita beli secara botolan pada toko-toko yang menjual aneka cat kertas. Caranya menempelkan glitter pada lukisan:
* Glitter besar kita taburkan pada lukisan yang catnya masih basah.
* Glitter kecil kita campurkan pada formula cat, barulah formula kita oleskan pada kain.
2. Buatlah pola gambar sebelum melukis, agar
hasil lukisan rapi. Pindahkan pola gambar pada kain dengan menggunakan karbon
jahit (cari warna yang tidak terlalu kontras dengan warna kain). Karbon lebih
mudah hilang saat dicuci daripada pensil.
3. Buat motif-motif inovatif menggunakan
material-material di sekitar kita, misalnya motif pelepah pisang dari pelepah
pisang asli. Celup pelepah pisang pada formula, lalu cetak pelepah berlapis cat
pada kain. Untuk motif titik, gunakan cutton bud yang kapasnya telah
dihilangkan.
4. Mau meghias dengan cara yang lebih
konvensional? Jahit lurus tepian motif lukisan yang telah kita buat atau
tambahkan payet dan manik-manik di atas lukisan.
Yang Penting Diketahui:
1. Agar cat pada kain awet dan tidak mengelupas, setrika motif yang telah dibuat sebelum kain dicuci. Menyetrika motif ini akan memperkuat lekatnya formula pada kain. Jangan takut formula akan meleleh lalu lengket pada setrika. Hal itu hanya terjadi jika kita menyetrika hasil sablon. Textile painting tidak akan lengket pada setrika.
2. Formula opaque-binder yang telah dicampur bisa bertahan lama bila disimpan dalam wadah tertutup yang kedap udara. Lebih praktis membuat formula opaque-binder dalam takaran banyak –tidak usah diberi warna– lalu simpan di wadah tertutup. Kapan saja kita ingin melukis, cukup ambil formula yang sudah jadi tersebut lalu tambahkan warna yang kita inginkan. Apabila formula menjadi terlalu pekat, tambahkan binder secukupnya.
1. Agar cat pada kain awet dan tidak mengelupas, setrika motif yang telah dibuat sebelum kain dicuci. Menyetrika motif ini akan memperkuat lekatnya formula pada kain. Jangan takut formula akan meleleh lalu lengket pada setrika. Hal itu hanya terjadi jika kita menyetrika hasil sablon. Textile painting tidak akan lengket pada setrika.
2. Formula opaque-binder yang telah dicampur bisa bertahan lama bila disimpan dalam wadah tertutup yang kedap udara. Lebih praktis membuat formula opaque-binder dalam takaran banyak –tidak usah diberi warna– lalu simpan di wadah tertutup. Kapan saja kita ingin melukis, cukup ambil formula yang sudah jadi tersebut lalu tambahkan warna yang kita inginkan. Apabila formula menjadi terlalu pekat, tambahkan binder secukupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar